Jumat, 18 Desember 2015

audit personalia



Ruang Lingkup Audit Personalia

Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud untuk :
  1. menilai efektivitas
  2. mengenali aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki
  3. mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam
  4. menunjukkan kemungkinan perbaikan, dan
  5. membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan-perbaikan tersebut.
Pelaksanaan audit ini hendaknya mencakup evaluasi terhadap fungsi-fungsi personalia, penggunaan prosedur-prosedur personalia oleh para manajer, dan dampak kegiatan-kegiatan tersebut pada sasaran-sasaran dan kepuasan karyawan.



Audit Fungsi Personalia

Audit secara logis dimulai dengan mereview kerja departemen personalia. Gambar 12-1 menguraikan berbagai bidang utama personalia yang biasa dicakup dalam audit. Untuk memeriksa hanya beberapa aspek system manajemen personalia, auditor bias mengabaikan topik-topik lain. Tim audit hendaknya :
  1. mengidentifikasikan siapa yang bertanggungjawab atas setiap kegiatan
  2. menentukan sasaran-sasaran yang akan dicapai oleh setiap kegiatan
  3. mereview berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut
  4. menentukan besarnya sample catatan-catatan dalam system informasi personalia untuk mempelajari apakah kebijaksanaan dan prosedur diikuti secara benar
  5. menyiapkan laporan audit
  6. mengembangkan rencana tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan dalam sasaran, kebijaksanaan dan prosedur
  7. melaksanakan tindak lanjut untuk memastikan apakah masalah-masalah temuan audit telah dipecahkan


Gambar 12.1.
Bidang-bidang Utama Yang Dicakup Audit
Fungsi Personalia


System Informasi Manajemen Personalia

Informasi Analisis Jabatan                  Rencana-rencana sumber daya manusia
* Standar-standar pekerjaan              * Estimasi suplai dan kebutuhan
* Deskripsi jabatan                           * Persediaan ketrampilan
* Spesifikasi jabatan                         * Bagan penempatan

Administrasi kompensasi
·         Tingkat upah atau gaji
·         Paket kompensasi tambahan
·         Pelayanan-pelayanan kepada karyawan
Penyusunan Personalia dan Pengembangan

Penarikan                                          Seleksi
* Sumber-sumber lamaran                  * Ratio seleksi
* Jumlah pelamar                               * Prosedur-prosedur seleksi
* Lamaran-lamaran pekerjaan              * Kesempatan seleksi secara “fair”

Latihan dan orientasi                          Pengembangan karier
* Program orientasi                            * Promosi, demosi dan transfer
* Sasaran dan prosedur latihan            * Program perencanaan karier
* Teknik atau metode                         * Usaha pengembangan sdm
Pengawasan dan Evaluasi Organisasi

Penilaian Prestasi Kerja                        Hubungan Serikat Kary – Mnajemen
* Standard dan ukuran prestasi            * Pelaksanaan peraturan-peraturan
                                                           hubungan perburuhan
* Teknik-teknik penilaian                     * Hak-hak manajemen
* Wawancara evaluasi                         * Masalah-masalah penyelesaian
                                                           perselisihan

Pengawasan sumberdaya manusia        Audit Personalia
* Prosedur disiplin                              * Fungsi personalia
* Komunikasi karyawan                       * Manajer-manajer operasi
* Prosedur perubahan dan                   * Umpan balik karyawan untuk
   perubahan                                         departemen personalia


Audit Pelaksanaan Manajerial

Audit juga mereview pelaksanaan berbagai kebijaksanaan dan prosedur personalia oleh para manajer. Bila para manajer mengabaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia atau pelanggar hokum hubungan perburuhan, audit hendaknya mengemukakan kesalahan-kesalahan tersebut agar tindakan koreksi dapat dimulai.

Audit Kepuasan Karyawan

Departemen personalia yang efektip memenuhi baik kebutuhan-kebutuhan organis maupun karyawan. Bila kebutuhan-kebutuhan karyawan tidak terpuaskan, perputaran, absensi dan kegiatan serikat karyawan cenderung meningkat. Untuk mempelajari pemenuhan ini, tim audit memperoleh data dari para karyawan. Tim mengumpulkan informasi tentang gaji, “benefits”, praktek-praktek pengendalian, bantuan perencanaan karier dan umpan balik yang diterima karyawan tentang prestasi kerja mereka.

Pendekatan-pendekatan Riset untuk Audit

Ada lima pendekatan riset personalia yang dapat diterapkan untuk melakukan audit, yaitu :
1.    Pendekatan Komparatif
Tim audit membandingkan perusahaan (atau devisi) dengan perusahaan lain (atau devisi lain) untuk menemukan bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk membandingkan hasil-hasil kegiatan-kegiatan personalia tertentu atau program-programnya. Ini sangat membantu untuk mendeteksi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan.
2.    Pendekatan Wewenang Dari Luar (outside authority approach)
Tim audit menggantungkan pada penemuan-penemuan oleh ahli atau konsultan dari luar perusahaan sebagai standar dengan mana kegiatan-kegiatan atau program-program personalia dievaluasi. Konsultan atau temuan-temuan riset yang dipublikasikan dapat membantu diagnosa terhadap berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah personalia.

3.    Pendekatan Statistik
Dari catatan-catatan yang ada, tim audit menyusun standar-standar secara statistic dengan mana berbagai kegiatan atau program dievaluasi. Dengan standar-standar matematis ini, tim bisa menemukan kesalahan-kesalahan semenjak hal itu masih belum serius.
4.    Pendekatan Kepatuhan (compliance approach)
Melalui pengambilan sample elemen-elemen system informasi personalia, tim audit memeriksa pelanggaran-pelanggaran terhadap berbagai hokum atau peraturan dan kebijaksanaan atau prosedur perusahaan. Dengan upaya pencarian fakta ini, tim dapat menentukan apakah ada penyelewengan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan dan peraturan-peraturan legal atau tidak.
5.    Pendekatan MBO (Management By Objective)
Pendekatan MBO dapat diterapkan dalam bidang personalia, dimana tim audit dapat membandingkan hasil-hasil kegiatan personalia dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek dapat dideteksi dan dilaporkan.

Peralatan-peralatan Riset Personalia

  1. Wawancara (Interview)
  2. Kuesioner dan Survai
  3. Analisa Catatan
Mencakup catatan-catatan yang direview oleh tim audit diantaranya :
    • Catatan-catatan keamanan dan kesehatan karyawan
    • Tingkat absensi atau perputaran
    • Rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui
    • Pemberian kompensasi
    • Catatan-catatan seleksi dan penempatan internal
    • Files karyawan
    • Studi program dan kebijaksanaan di bidang personalia
    • Skor-skor tes pendahuluan dan tes purna
    • Laporan-laporan program khusus
  1. Informasi Eksternal
Peralatan lain bagi tim audit adlah informasi eksternal. Informasi ini berguna sebagai bahan perbandingan dan untuk mengungkap perspektif lain yang tidak diperoleh dari perlatan-peralatan sebelumnya. Barangkali sumber informasi eksternal yang berarti adlah berasal dari kantor-kantor tenaga kerja pemerintah, asosiasi-asosiasi industri dan professional, hail riset universitas atau lembaga konsultan, dan perusahaan-perusahaan pesaing.
  1. Percobaan Personalia
Peralatan terakhir yang tersedia bagi tim audit dan departemen personalia adalah percobaan-percobaan lapangan. Percobaan ini memungkinkan departemen personalia untuk membandingkan kelompok percobaan dan kelompok pengendalian dibawah kondisi normal. Sebagai contoh, departemen personalia bisa mengimplementasikan program latihan keamanan bagi separo penyelia departemen. Separo kelompok ini adalah kelompok percobaan. Kelompok pengendali terdiri dari para penyelia yang tidak diberi latihan. Kemudian catatan-catatan pelaksanaan keamanan kedua kelompok dibandingkan beberapa bulan setelah latihan berakhir. Bila kelompok percobaan mempunyai tingkat kecelakaan yang lebih rendah secara signifikan, maka fakta menunjukkan bahwa program latihan keamanan adalah efektif.

Laporan Audit

Laporan audit pada umumnya terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah untuk para manajer operasi, bagian kedua untuk para manajer dalam departemen personalia, dan ketiga untuk manajer personalia.

Isi dan Cara Penyusunan Laporan Audit

Laporan  audit pada umumnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
  1. Judul
  2. Daftar isi
  3. Ringkasan dan kesimpulan, yang terutama berguna untuk pimpinan eksekutif puncak.
  4. Masalah-masalah pokok (tujuan audit, analisis, evaluasi dan sebagainya)
  5. Kesimpulan dan saran
  6. Tubuh (berisi data, fakta, pandangan serta alasan yang merupakan dasar kesimpulan dan saran)
  7. Sumber data
  8. Lampiran yang dianggap penting

Laporan tersebut harus menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan audit, disusun seringkas mungkin, tetapi jelas dan lengkap; menyajikan semua fakta secara lengkap dan tidak memihak, serta temuan dan kesimpulan secara obyektif. Agar dapat digunakan untuk meninjau kembali fakta dan menilai laporan, laporan audit perlu menyertakan semua informasi yang mendukung kesimpulan. Laporan hanya berguna bila dapat dipakai sebagai pedoman untuk pengambilan tindakan koreksi. Oleh karena itu, laporan audit juga harus memuat saran yang diajukan atas dasar pemahaman terhadap realitas atau kondisi nyata.
Description: hr audit 2 
Ketika anda melakukan audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan audit SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu sendiri. Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut.
Beberapa hal yang menjadi tujuan dan kegunaan audit SDM antara lain :
  • Mencari hal-hal yang berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari
  • Mencari area yang dapat dilakukan perbaikan dan improvement
  • Sebagai alat dokumentasi untuk merger, akuisisi maupun reorganisasi
  • Untuk mencari tahu seberapa jauh pemenuhan sistem dengan standar, peraturan dan regulasi yang ada. 
Adapun sumber data yang bisa digunakan untuk audit SDM adalah :
  • SOP, aturan dan prosedur yang ada
  • Pimpinan Departemen SDM atau personalia
  • Pimpinan Departemen lain 
Contoh pertanyaan audit yang bisa digunakan dalam Audit SDM. Pertanyaan dasar :
  • Berapa banyak staff karyawan yang mengurusi SDM di organisasi (termasuk pelatihan)?
  • Bagaimana struktur organisasi SDM ?
  • Bagaimana anggaran SDM ? 
Tentang Perekrutan :
  • Bagaimana mencari sumber daya untuk calon karyawan ?
  • Bagaimana calon karyawan dipilih dan diseleksi ?
  • Bagaimana pemenuhan secara aspek hukum tentang perekrutan?
  • Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
  • Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ? 
Tentang kompensasi dan manfaat
  • Apakah ada kebijakan kompensasi untuk setiap tingkatan, misal manajerial, staff dan pekerja?
  • Bagaimana menentukan kebijakan gaji pokok?
  • Apakah sistem pembobotan jabatan digunakan?
  • Apakah uraian jabatan selalu diupdate?
  • Apakah gaji tidak tetap (variable) ada dalam pelaksanaannya?
  • Bagaimana penentuan kenaikan gaji?
  • Apakah gaji dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja ?
  • Apakah sistem penggajian sudah mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku ?
  • Apakah pemberian tunjangan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku ?
  • Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
  • Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ? 
Tentang ketenagakerjaan
  • Bagaimana mengidentifikasi ketrampilan tenagakerja ?
  • Apakah ada isu-isu kritis mengenai suksesi tenaga kerja ?
  • Apakah ada distribusi tenaga kerja yang tidak lazim berdasarkan umur, jenis kelamin dll ?
  • Bagaimana perencanaan tenaga kerja dilakukan ?
  • Bagaimana rencana suksesi untuk pimpinan dilakukan ?
  • Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabata dan semua lokasi ?
  • Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ? 
Tentang Pelatihan dan Pengembangan
  • Bagaimana pelatihan diberikan ?
  • Bagaimana program pelatihan dikelola ?
  • Apakah ada staff yang membidangi khusus masalah pelatihan ?
  • Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
  • Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ? 
Tentang Hubungan Industrial
  • Apakah serikat pekerja ada di organisasi ?
  • Apakah persetujuan dan kesepakatan kolektif ada disini ? Kapan kadaluarsanya?
  • Berapa banyak demo yang ada setiap tahun ?
  • Apakah ada demo yang luar biasa ? 
Tentang aspek hukum tenaga kerja
  • Apakah ada proses untuk mengelola isu kesesuaian dengan hukum sesuai yuridiksi yang berlaku?
  • Apakah ada proses litigasi ?
  • Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
  • Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ? 
Tentang sistem informasi dan teknologi SDM
  • Bagaimana data sistem informasi SDM diinstalasikan ?
  • Seberapa update teknologi sistem informasi ?
  • Apakah data dan informasi sudah benar akurat, tepat dan valid ?
  • Apakah ada proses review terhadap teknologi informasi SDM secara periodik ? 
Tentang Strategi SDM
  • Kepada siapa pimpinan SDM tertinggi melapor?
  • Seberapa besar kepedulian top manajemen terhadap isu-isu SDM 


·         Tinjauan Umum Audit
·         Definisi Audit
·         Menurut American Accounting Association dalam laporannya yang berjudul “ The
·         Report of The Committee on basic Accounting Concepts” dalam Boynton, Johonson dan Kell
·         (2006:5) mengemukakan :
·         Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating
·         evidence regarding assertion about economic action and events to ascertain
·         the degree of correspondence between those assertions and established
·         criteria and communicating the results to interested users “.
·         “ Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
·         mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif tentang tindakan-tindakan dan
·         peristiwa-peristiwa ekonomi guna menentukan tingkat kesesuaian antara
·         asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
·         mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”.
·         Sedangkan Willy Susilo (2002:52) dalam Artono (2006) berpendapat bahwa audit
·         merupakan:
·         Auditadalah kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan
·         melaluiinteraksi (pemeriksaaan, pengukuran, dan penilaian serta
·         penarikankesimpulan) secara sistematis, objektif dan terdokumentasi
·         yangberorientasi pada azas nilai manfaat”.
·         2.1.2 Jenis-jenis Audit
·         Menurut Boynton, Jhonson dan Kell (2006:6), audit dibagi menjadi tiga bidang yang
·         masing-masing memiliki spesialisasi yang berbeda-beda, yaitu :
·         1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
·         Audit laporan keuangan yaitu audit yang dilakukan atas laporan keuangan suatu
·         organisasi badan usaha secara keseluruhan dengan tujuan untuk memberikan
·         pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut dengan kriteria
·         yang berlaku.
·         2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
·         Audit kepatuhan merupakan suatu proses audit atas ketaatan terhadap
·         pelaksanaan suatu kriteria yang dapat berupa kontrak, peraturan maupun
·         prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang, seperti pemerintah atau
·         pimpinan badan usaha.
·         3. Audit Operasional (Operational Audit)
·         Audit operasional merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan
·         terhadap prosedur, metode dan operasi kegiatan suatu entitas tertentu untuk
·         menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhirnya suatu
·         audit operasional akan memberikan saran dan rekomendasi kepada pimpinan
·         maupun manajemen yang meminta dilaksanakannya audit operasional.
·         Bayangkara (2011:4) menjelaskan satu jenis audit lagi yaitu Audit Internal. Audit
·         internal ditujukan kepada manajemen dari entitas yang diaudit dan hanya boleh dilaksanakan
·         oleh auditor internal. Audit internal tetap harus bersikap independen, walaupun terdapat
·         dalam struktur organisasi perusahaan. Adapun tujuan audit internal digunakan untuk:
·         a) Menilai keandalan laporan keuangan.
·         b) Menentukan tingkat kepatuhan suatu entitas terhadap hukum, peraturan,
·         kebijakan, rencana dan prosedur.
·         c) Menilai pengendalian internal organisasi.
·         d) Menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya.
·         e) Program peninjauan terhadap konsistensi hasil dengan tujuan organisasi.
·         2.2 Tinjauan Umum Audit Operasional
·         2.2.1 DefinisiAudit Operasional
·         Boynton, Johnson dan Kell (2006:498) mendefinisikan audit operasional sebagai
·         suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas, efisiensi dan kehematan operasi
·         organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orangorang
·         yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan. Tunggal
·         (2007:24) menyatakan bahwa pemeriksaan manajemen atau operasional merupakan suatu
·         penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau
·         setiap entitas dan subentitas yang dapat diaudit. Penekanannya adalah untuk mencapai
·         efisiensi yang lebih besar, efektifitas dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi lain.
·         Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa audit manajemen maupun
·         audit operasional memiliki makna yang sama, yaitu proses pengevaluasian secara sistematis
·         tentang kondisi manajemen agar dapat mencapai efektifitas, efisiensi dan ekonomisasi
·         kegiatan organisasi serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dimasa yang akan
·         datang. Memang, pada saat ini audit operasional belum memiliki standar baku dan tidak
·         diwajibkan kepada perusahaan, namun pada dasarnya penggunaan audit operasional dalam
·         suatu perusahaan tidak kalah pentingnya dari penggunaan audit laporan keuangan. Hal ini
·         dikarenakan audit operasional tidak hanya memeriksa hasil-hasil yang telah dicapai, namun
·         juga terhadap kesiapan dalam menghadapi timbulnya masalah-masalah ke depan. Singkatnya,
·         audit operasional berorientasi pada masa depan perusahaan.
·         2.2.2 Jenis -Jenis Audit Operasional
·         Arens dan Loebbecke (2003:767) menyatakan audit operasional dibagi menjadi tiga
·         kategori, yaitu:
·         1. Fungsional (Functional)
·         Audit fungsional memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor sehingga
·         pemeriksaan dapat lebih efisien memakai seluruh waktu mereka untuk memeriksa
·         dalam bidang itu, namun kelemahannya adalah tidak dievaluasinya fungsi yang
·         saling berkaitan dalam organisasi.
·         2. Organisasional (Organizational)
·         Audit operasional dalam tataran organisasi melibatkan seluruh unit organisasi,
·         seperti departemen, cabang atau anak perusahaan.
·         3. Penugasan khusus
·         Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan manajemen karena
·         dirasa ada masalah-masalah yang memerlukan perbaikan.
·         2.2.3 Tujuan Audit Operasional
·         Dalam bukunya, Bayangkara (2011:23) menyebutkan bahwa audit operasional
·         menekankan pada seluruh area dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih
·         memerlukan perbaikan/peningkatan baik dari segi ekonomisasi, efektivitas dan efisiensi
·         dalam perusahaan. Adapun maksud dari ketiganya dijelaskan sebagai berikut:
·         a. Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
·         sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki.
·         b. Efektivitas secara singkat dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu
·         perusahaan untuk mencapai tujuannya.
·         c. Ekonomisasimenekankan pada bagaimana setiap aktivitas dalam objek audit
·         mengelola dana yang dimiliki untuk memperoleh hasil yang besar.
·         Selanjutnya Bayangkara (2011:4) menjelaskan ada 3 (tiga) elemen pokok dalam
·         tujuan audit:
·         a. Kriteria (criteria)
·         Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di
·         dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. Kriteria dapat berupa peraturan
·         pemerintah, kebijakan manajemen perusahaan, Standar Operating Procedure(SOP)
·         dan lain sebagainya.
·         b. Penyebab (cause)
·         Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap
·         individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positifatau negatif.
·         c. Akibat (effect)
·         Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan
·         dengan penyebab tersebut.
·         2.2.4 Manfaat Audit Operasional
·         Menurut Tunggal ( 2006 : 3) dalam Wulandari (2009) beberapa tujuan dari audit
·         operasional adalah :
·         1. Objek dari audit operasional mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam
·         setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa
·         yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang
·         bersangkutan.
·         2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien.
·         3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan
·         apabila manajemen organisasi sendiri kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang
·         efisien.
·         4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dalam pengelolaan.
·         5. Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan setiap fase dari
·         aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan kepada manajemen.
·         6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dan pelaksanaan yang lebih efektif dan
·         efisien dari tanggung jawab mereka.
·         2.2.5 Kebutuhan terhadap Audit Operasional
·         Audit operasional merupakan salah satu “alat bantu” untuk menilai tindakan
·         manajemen dalam mengupayakan efektifitas dan efisiensi perusahaan melalui rekomendasi
·         yang diberikan oleh ahli. Tindakan pemeriksaan ini dimaksudkan agar perusahaan
·         mengetahui sedini mungkin jika ada signal-signal ketidakberesan dalam perusahaan. Menurut
·         Wibowo (2005) dalam Sari (2009) beberapa signal tersebut antara lain:
·         1. Penurunan laba perusahaan secara kontinu dan signifikan. Audit manajemen
·         berusaha mencari penyebab dan pemecahannya, misalnya cost yang terlalu tinggi
·         atau harga yang harus ditingkatkan
·         2. Turnover Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi. Hal ini mengindikasikan
·         inefisiensi dalam pengelolaan SDM, mungkin dalam hal kompensasi atau situasi
·         kerja.
·         3. Rasa kebutuhan yang tinggi dan mendesak dari manajemen untuk memperoleh
·         keyakinan terhadap efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi pengelolaan perusahaan.
·         4. Performasi atau kinerja sebagian atau seluruh departemen di bawah standar. Standar
·         yang dimaksud bisa berupa peraturan perusahaan, standar perusahaan, standar dan
·         praktek industri (ISO 9000), prinsip organisasi dan manajemen, serta prinsip praktik
·         yang sehat.
·         5. Acquisition Audit yaitu saat akan mengakuisisi perusahaan lain.
·         6. Masalah operasional khusus lainnya yang sulit dipecahkan oleh manajemen.
·         2.2.6 Ruang Lingkup Audit Operasional
·         Ruang lingkup audit operasional meliputi seluruh aspek penting dari kegiatan
·         organisasi, badan usaha, atau instansi baik berupa seluruh kegiatan atau bagian kegiatan,
·         program atau aktivitas. Tidak terbatas pada masalah akuntansi, catatan, dan dokumen.
·         Menurut Reider (1944:4) dalam Yiantony (1999) ruang lingkup pemeriksaan yang
·         menyeluruh meliputi pemeriksaan terhadap:
·         a. Economy (or the cost of operations)
·         Apakah organisasi melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara yang ekonomis yaitu
·         menyiapkan hak perlindungan bagi sumber dayanya?
·         b. Efficiency (or method of operations)
·         Apakah organisasi melaksanakan tanggung jawabnya dengan upaya meminimkan
·         pengeluaran?
·         c. Effectiveness (or result of operations)
·         Apakah organisasi mencapai hasil atau beberapa kriteria pengukuran lainnya?
·         Selain itu, audit operasional dapat dibatasi pada aktivitas tertentu (baik keseluruhan
·         atau bagian/sub bagian dari aktivitas) antara lain:
·         1. Fungsi pemasaran,
·         2. Fungsi produksi dan operasi,
·         3. Fungsi sumber daya manusia,
·         4. Fungsi sistem informasi,
·         5. Fungsi manajemen lingkungan,
·         6. Fungsi perpajakan,
·         7. Fungsi sistem kepastian kualitas,
·         8. Dan audit manajemen lainnya.
·         2.2.7 Pelaksana Audit Operasional
·         Beberapa sumber menyatakan pelaksana audit operasional berbeda-beda, namun jika
·         disimpulkan pihak-pihak yang dapat melakukan audit manajemen/ audit operasional, antara
·         lain:
·         1. Auditor Internal
·         2. Akuntan Publik
·         3. Akuntan Pemerintah
·         4. Konsultan Manajemen
·         2.2.8 Standar Audit Operasional
·         Alejandro R. Gorospe dalam Tunggal (1992: 5) mengemukakan beberapa standar
·         yang dapat digunakan dalam mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan, antara lain:
·         1. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah.
·         2. Standar perusahaan, meliputi:
·         a. Strategi, rencana dan program yang telah disetujui.
·         b. Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
·         c. Struktur organisasi yang telah disetujui.
·         d. Anggaran perusahaan.
·         e. Tujuan perusahaan yang ditetapkan.
·         3. Standar dan praktik industri.
·         4. Prinsip organisasi dan manajemen.
·         5. Praktik manajemen yang sehat, proses dan teknik yang digunakan oleh perusahaanperusahaan
·         yang maju. Kalau tidak ada standar perusahaan secara tertulis, maka
·         pemikiran dan falsafah pimpinan dapat digunakan sebagai standar untuk penilaian.
·         Standar-standar diatas dapat digunakan sebagai tolok ukur pelaksanaan audit
·         operasional yaitu sebagai criteria (dasar). Selanjutnya hasil aktual yang ada pada perusahaan
·         dibandingkan dengan criteria tersebut untuk mengetahui apakah kegiatan operasional
·         perusahaan telah dilaksanakan secara efektif maupun efisien.
·         2.2.9 Tahap-tahap Audit Operasional
·         Sukrisno Agoes (2004:1) dalam bukunya menulis tahap-tahap suatu audit
·         manajemen yang tediri atas:
·         1. Tahap Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
·         Tujuan survei pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar
·         belakang dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek dari organisasi,
·         kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat
·         diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.
·         2. Penelaahan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen (Review and Testing of
·         Management Control System)
·         Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas dari pengendalian
·         manajemen yang terdapat di perusahaan. Biasanya digunakan Internal Control
·         Questinnaire (ICQ),flow chart dan penjelasan narrative serta dilakukan pengetesan atas
·         beberapa transaksi.
·         3. Pengujian terinci (Detailed Examination)
·         Dalam tahap ini, auditor harus melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan
·         untuk mengetahui apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah dietapkan oleh
·         perusahaan.
·         4. Pengembangan Laporan (Report Development)
·         Auditor operasional tidak bertujuan memberikan opini melainkan membuat saran
·         rekomendasi atas audit findings yang mengakibatkan terjadinya ketidakefisienan dan
·         pemborosan.
·         Bayangkara (2011:10) menambahkan satu tahap lagi dalam menjalankan audit
·         operasional yaiu tahap Tindak Lanjut. Dalam tahapan ini manajemen dan auditor harus
·         sepakat dan secara bersama-sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut. Pada
·         dasarnya, keputusan untuk melakukan tindak lanjut berada di tangan manajemen, namun
·         auditor mendampingi agar tindak lanjut tersebut berjalan sesuai dengan rekomendasi yang
·         diajukan dan dapat mencapai tujuannya.
·         2.3 Konsep Efektivitas
·         Efektivitas merupakan salah satu proksi penilaian kinerja berbagai fungsi dalam
·         perusahaan. Efektivitas menunjukkan tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai
·         tujuannya (Bayangkara, 2011:11). Lebih khusus, efektivitas dicapai jika suatu tujuan atau
·         program dapat tercapai dalam batas waktu yang ditargetkan tanpa mempedulikan biaya yang
·         dikeluarkan (Agoes, 2004). Hal ini berlaku dalam semua fungsi yang ada di perusahaan. R.
·         Antony dan V. Govindarajan (2005:26) mengemukakan, efektivitas ditentukan oleh
·         hubungan antara keluaran (output) yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan
·         tujuannya.Konsep ini sesuai dengan penjelasan Tunggal (1992:6).
·         2.4 Manajemen Sumber Daya Manusia
·         2.4.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
·         Menurut Gary Dessler (2004:2) proses manajemen sumber daya manusia adalah
·         proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
·         memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.
·         Edwin B. Flippo dalam T.Hani Handoko (2001:3) menjabarkan pengertian
·         manajemen sumber daya manusia yaitu:
·         “Personnel management is planning, organizing, directing, and controlling of
·         procurement, development, compensation, integration, and maintenance of
·         human resource and that organizational and social objectives may be
·         accomplished”.
·         “Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
·         dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
·         pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja karyawan
·         dengan maksud mencapai tujuan individu karyawa, perusahaan atau organisasi
·         dari masyarakat”.
·         2.4.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
·         Beberapa fungsi yang terdapat dalam Sumber Daya Manusia antara lain:
·         1. Fungsi Manajerial dari manajemen sumber daya manusia
·         Fungsi ini memiliki wewenang kepemimpinan terhadap bagian lain.
·         2. Fungsi Operasional dari manajemen sumber daya manusia
·         a) Fungsi Rekrutmen atau Perolehan Tenaga Kerja
·         Merencanakan kebutuhan tenaga kerja pada perusahaan, proses penyeleksian
·         dan penempatannya.
·         b) Fungsi Pengelolaan Tenaga kerja
·         1. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
·         2. Perencanaan dan Pengembangan Karier
·         3. Penilaian kinerja
·         4. Kompensasi dan Balas Jasa
·         5. Pengintegrasian Karyawan
·         6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
·         7. Kepuasan Kerja Karyawan
·         c) Pengurangan Sumber Daya Manusia
·         Kebijakan PHK merupakan alternatif terakhir. Alternatif lain misal :
·         pengurangan jam kerja dan gajinya atau program pensiun dini merupakan
·         alternatif yang layak untuk dipertimbangkan.
·         UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 158-167 mengatur tentang dalam hal apa
·         perusahaan dapat melakukan PHK.
·         2.5 Audit Operasional Fungsi Sumber Daya Manusia
·         2.5.1 Definisi Audit Sumber Daya Manusia
·         Audit sumber daya manusiaseringkali disebut audit personalia. Maknanya sama
·         yaitu pemeriksaan terhadap aktivitas-aktivitas yangg berkaitan dengan fungsi sumber daya
·         manusia (tenaga kerja) yang ada pada perusahaan. Nitisasmito (1999) dalam Pangkey (2007)
·         menyatakan bahwa audit sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni bagaimana untuk
·         melakukan kegiatan planning (perencanaan), organizationing (pengorganisasian), controlling
·         (pengawasan) sebagai efisiensi personalia yang dapat ditingkatkan semaksimal mungkin di
·         dalam suatu organisasi. Susilo (2002:63) menggambarkan audit sumber daya manusia
·         sebagai proses pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, objektif dan terdokumentasi
·         terhadap fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh manajemen sumber daya manusia
·         dengan memastikan dipenuhinya azaz kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi dalam
·         penggunaan sumber daya manusia untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran fungsional
·         maupun tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
·         2.5.2 Tujuan Audit Sumber Daya Manusia
·         Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan dari
·         dilakukannya audit tersebut (Bayangkara, 2011: 61) antara lain:
·         1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM.
·         2. Menilai apakah prgram/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan
·         efisien.
·         3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum,
·         peraturan, kebijakan yang berlaku di perusahaan.
·         4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM
·         dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
·         5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi,
·         efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM.
·         2.5.3 Manfaat Audit Sumber Daya Manusia
·         William B. Werther, Jr. dan Keith Davis (dalam Bayangkara, 2011:61)menyebutkan
·         beberapa manfaat dari audit SDM, antara lain:
·         1. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi.
·         2. Meningkatkan citra profesional dari departemen SDM.
·         3. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
·         departemen SDM.
·         4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM.
·         5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dari praktik-praktik SDM.
·         6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM.
·         7. Memastikan ketaatan terhadap hukum dan aturan dalam praktik SDM.
·         8. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM.
·         9. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif.
·         10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.
·         2.5.4 Ruang Lingkup Audit Sumber Daya Manusia
·         Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan ruang lingkup sesuai
·         dengan yang dijelaskan oleh Bayangkara (2011:68) yaitu :
·         1. Rekrutmen atau perolehan SDM
·         Mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM sampai proses seleksi dan
·         penempatan.
·         2. Pengelolaan SDM
·         Meliputi semua aktifitas pengelolaan SDM, mulai dari pelatihan dan pengembangan
·         sampai dengan penilaian kinerja karyawan.
·         3. Pengurangan SDM
·         Di kerenakan mengundurkan diri, pensiun maupun pemecatan akibat pelanggaran
·         aturan perusahaan.