Ruang Lingkup Audit Personalia
Tujuan
audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud
untuk :
- menilai efektivitas
- mengenali aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki
- mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam
- menunjukkan kemungkinan perbaikan, dan
- membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan-perbaikan tersebut.
Pelaksanaan
audit ini hendaknya mencakup evaluasi terhadap fungsi-fungsi personalia,
penggunaan prosedur-prosedur personalia oleh para manajer, dan dampak
kegiatan-kegiatan tersebut pada sasaran-sasaran dan kepuasan karyawan.
Audit Fungsi Personalia
Audit
secara logis dimulai dengan mereview kerja departemen personalia. Gambar 12-1
menguraikan berbagai bidang utama personalia yang biasa dicakup dalam audit.
Untuk memeriksa hanya beberapa aspek system manajemen personalia, auditor bias
mengabaikan topik-topik lain. Tim audit hendaknya :
- mengidentifikasikan siapa yang bertanggungjawab atas setiap kegiatan
- menentukan sasaran-sasaran yang akan dicapai oleh setiap kegiatan
- mereview berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut
- menentukan besarnya sample catatan-catatan dalam system informasi personalia untuk mempelajari apakah kebijaksanaan dan prosedur diikuti secara benar
- menyiapkan laporan audit
- mengembangkan rencana tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan dalam sasaran, kebijaksanaan dan prosedur
- melaksanakan tindak lanjut untuk memastikan apakah masalah-masalah temuan audit telah dipecahkan
Gambar
12.1.
Bidang-bidang
Utama Yang Dicakup Audit
Fungsi
Personalia
System
Informasi Manajemen Personalia
|
Informasi Analisis
Jabatan
Rencana-rencana sumber daya manusia
* Standar-standar
pekerjaan
* Estimasi suplai dan kebutuhan
* Deskripsi
jabatan
* Persediaan ketrampilan
* Spesifikasi
jabatan
* Bagan penempatan
Administrasi
kompensasi
·
Tingkat upah atau gaji
·
Paket kompensasi tambahan
·
Pelayanan-pelayanan kepada
karyawan
|
Penyusunan
Personalia dan Pengembangan
|
Penarikan
Seleksi
* Sumber-sumber
lamaran
* Ratio seleksi
* Jumlah
pelamar
* Prosedur-prosedur seleksi
* Lamaran-lamaran
pekerjaan
* Kesempatan seleksi secara “fair”
Latihan dan
orientasi
Pengembangan karier
* Program
orientasi
* Promosi, demosi dan transfer
* Sasaran dan prosedur
latihan *
Program perencanaan karier
* Teknik atau
metode
* Usaha pengembangan sdm
|
Pengawasan
dan Evaluasi Organisasi
|
Penilaian Prestasi
Kerja
Hubungan Serikat Kary – Mnajemen
* Standard dan ukuran
prestasi *
Pelaksanaan peraturan-peraturan
hubungan perburuhan
* Teknik-teknik
penilaian
* Hak-hak manajemen
* Wawancara
evaluasi
* Masalah-masalah penyelesaian
perselisihan
Pengawasan sumberdaya
manusia Audit Personalia
* Prosedur
disiplin
* Fungsi personalia
* Komunikasi karyawan
* Manajer-manajer operasi
* Prosedur perubahan
dan
* Umpan balik karyawan untuk
perubahan
departemen personalia
|
Audit Pelaksanaan Manajerial
Audit
juga mereview pelaksanaan berbagai kebijaksanaan dan prosedur personalia oleh
para manajer. Bila para manajer mengabaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan
personalia atau pelanggar hokum hubungan perburuhan, audit hendaknya
mengemukakan kesalahan-kesalahan tersebut agar tindakan koreksi dapat dimulai.
Audit
Kepuasan Karyawan
Departemen
personalia yang efektip memenuhi baik kebutuhan-kebutuhan organis maupun
karyawan. Bila kebutuhan-kebutuhan karyawan tidak terpuaskan, perputaran,
absensi dan kegiatan serikat karyawan cenderung meningkat. Untuk mempelajari
pemenuhan ini, tim audit memperoleh data dari para karyawan. Tim mengumpulkan
informasi tentang gaji, “benefits”, praktek-praktek pengendalian, bantuan
perencanaan karier dan umpan balik yang diterima karyawan tentang prestasi
kerja mereka.
Pendekatan-pendekatan
Riset untuk Audit
Ada
lima pendekatan riset personalia yang dapat diterapkan untuk melakukan audit,
yaitu :
1. Pendekatan Komparatif
Tim
audit membandingkan perusahaan (atau devisi) dengan perusahaan lain (atau devisi
lain) untuk menemukan bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek. Pendekatan
ini pada umumnya digunakan untuk membandingkan hasil-hasil kegiatan-kegiatan
personalia tertentu atau program-programnya. Ini sangat membantu untuk
mendeteksi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan.
2. Pendekatan Wewenang Dari Luar (outside authority approach)
Tim
audit menggantungkan pada penemuan-penemuan oleh ahli atau konsultan dari luar
perusahaan sebagai standar dengan mana kegiatan-kegiatan atau program-program personalia
dievaluasi. Konsultan atau temuan-temuan riset yang dipublikasikan dapat
membantu diagnosa terhadap berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah
personalia.
3. Pendekatan Statistik
Dari
catatan-catatan yang ada, tim audit menyusun standar-standar secara statistic
dengan mana berbagai kegiatan atau program dievaluasi. Dengan standar-standar
matematis ini, tim bisa menemukan kesalahan-kesalahan semenjak hal itu masih
belum serius.
4. Pendekatan Kepatuhan (compliance approach)
Melalui
pengambilan sample elemen-elemen system informasi personalia, tim audit
memeriksa pelanggaran-pelanggaran terhadap berbagai hokum atau peraturan dan
kebijaksanaan atau prosedur perusahaan. Dengan upaya pencarian fakta ini, tim
dapat menentukan apakah ada penyelewengan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan
perusahaan dan peraturan-peraturan legal atau tidak.
5. Pendekatan MBO (Management By Objective)
Pendekatan
MBO dapat diterapkan dalam bidang personalia, dimana tim audit dapat
membandingkan hasil-hasil kegiatan personalia dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek dapat dideteksi dan
dilaporkan.
Peralatan-peralatan
Riset Personalia
- Wawancara (Interview)
- Kuesioner dan Survai
- Analisa Catatan
Mencakup
catatan-catatan yang direview oleh tim audit diantaranya :
- Catatan-catatan keamanan dan kesehatan karyawan
- Tingkat absensi atau perputaran
- Rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui
- Pemberian kompensasi
- Catatan-catatan seleksi dan penempatan internal
- Files karyawan
- Studi program dan kebijaksanaan di bidang personalia
- Skor-skor tes pendahuluan dan tes purna
- Laporan-laporan program khusus
- Informasi Eksternal
Peralatan
lain bagi tim audit adlah informasi eksternal. Informasi ini berguna sebagai
bahan perbandingan dan untuk mengungkap perspektif lain yang tidak diperoleh
dari perlatan-peralatan sebelumnya. Barangkali sumber informasi eksternal yang
berarti adlah berasal dari kantor-kantor tenaga kerja pemerintah,
asosiasi-asosiasi industri dan professional, hail riset universitas atau
lembaga konsultan, dan perusahaan-perusahaan pesaing.
- Percobaan Personalia
Peralatan
terakhir yang tersedia bagi tim audit dan departemen personalia adalah
percobaan-percobaan lapangan. Percobaan ini memungkinkan departemen personalia
untuk membandingkan kelompok percobaan dan kelompok pengendalian dibawah
kondisi normal. Sebagai contoh, departemen personalia bisa mengimplementasikan
program latihan keamanan bagi separo penyelia departemen. Separo kelompok ini
adalah kelompok percobaan. Kelompok pengendali terdiri dari para penyelia yang
tidak diberi latihan. Kemudian catatan-catatan pelaksanaan keamanan kedua
kelompok dibandingkan beberapa bulan setelah latihan berakhir. Bila kelompok
percobaan mempunyai tingkat kecelakaan yang lebih rendah secara signifikan,
maka fakta menunjukkan bahwa program latihan keamanan adalah efektif.
Laporan
Audit
Laporan
audit pada umumnya terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah untuk
para manajer operasi, bagian kedua untuk para manajer dalam departemen
personalia, dan ketiga untuk manajer personalia.
Isi
dan Cara Penyusunan Laporan Audit
Laporan
audit pada umumnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
- Judul
- Daftar isi
- Ringkasan dan kesimpulan, yang terutama berguna untuk pimpinan eksekutif puncak.
- Masalah-masalah pokok (tujuan audit, analisis, evaluasi dan sebagainya)
- Kesimpulan dan saran
- Tubuh (berisi data, fakta, pandangan serta alasan yang merupakan dasar kesimpulan dan saran)
- Sumber data
- Lampiran yang dianggap penting
Laporan
tersebut harus menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan audit, disusun
seringkas mungkin, tetapi jelas dan lengkap; menyajikan semua fakta secara
lengkap dan tidak memihak, serta temuan dan kesimpulan secara obyektif. Agar
dapat digunakan untuk meninjau kembali fakta dan menilai laporan, laporan audit
perlu menyertakan semua informasi yang mendukung kesimpulan. Laporan hanya
berguna bila dapat dipakai sebagai pedoman untuk pengambilan tindakan koreksi.
Oleh karena itu, laporan audit juga harus memuat saran yang diajukan atas dasar
pemahaman terhadap realitas atau kondisi nyata.
Ketika anda melakukan audit SDM,
sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan audit SDM itu
sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu sendiri.
Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya akan
menyelaraskan dengan tujuan tersebut.
Beberapa hal yang menjadi tujuan dan
kegunaan audit SDM antara lain :
- Mencari hal-hal yang berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari
- Mencari area yang dapat dilakukan perbaikan dan improvement
- Sebagai alat dokumentasi untuk merger, akuisisi maupun reorganisasi
- Untuk mencari tahu seberapa jauh pemenuhan sistem dengan standar, peraturan dan regulasi yang ada.
Adapun sumber data yang bisa
digunakan untuk audit SDM adalah :
- SOP, aturan dan prosedur yang ada
- Pimpinan Departemen SDM atau personalia
- Pimpinan Departemen lain
Contoh pertanyaan audit yang bisa
digunakan dalam Audit SDM. Pertanyaan dasar :
- Berapa banyak staff karyawan yang mengurusi SDM di organisasi (termasuk pelatihan)?
- Bagaimana struktur organisasi SDM ?
- Bagaimana anggaran SDM ?
Tentang
Perekrutan :
- Bagaimana mencari sumber daya untuk calon karyawan ?
- Bagaimana calon karyawan dipilih dan diseleksi ?
- Bagaimana pemenuhan secara aspek hukum tentang perekrutan?
- Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
- Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Tentang
kompensasi dan manfaat
- Apakah ada kebijakan kompensasi untuk setiap tingkatan, misal manajerial, staff dan pekerja?
- Bagaimana menentukan kebijakan gaji pokok?
- Apakah sistem pembobotan jabatan digunakan?
- Apakah uraian jabatan selalu diupdate?
- Apakah gaji tidak tetap (variable) ada dalam pelaksanaannya?
- Bagaimana penentuan kenaikan gaji?
- Apakah gaji dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja ?
- Apakah sistem penggajian sudah mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku ?
- Apakah pemberian tunjangan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku ?
- Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
- Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Tentang
ketenagakerjaan
- Bagaimana mengidentifikasi ketrampilan tenagakerja ?
- Apakah ada isu-isu kritis mengenai suksesi tenaga kerja ?
- Apakah ada distribusi tenaga kerja yang tidak lazim berdasarkan umur, jenis kelamin dll ?
- Bagaimana perencanaan tenaga kerja dilakukan ?
- Bagaimana rencana suksesi untuk pimpinan dilakukan ?
- Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabata dan semua lokasi ?
- Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Tentang
Pelatihan dan Pengembangan
- Bagaimana pelatihan diberikan ?
- Bagaimana program pelatihan dikelola ?
- Apakah ada staff yang membidangi khusus masalah pelatihan ?
- Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
- Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Tentang
Hubungan Industrial
- Apakah serikat pekerja ada di organisasi ?
- Apakah persetujuan dan kesepakatan kolektif ada disini ? Kapan kadaluarsanya?
- Berapa banyak demo yang ada setiap tahun ?
- Apakah ada demo yang luar biasa ?
Tentang
aspek hukum tenaga kerja
- Apakah ada proses untuk mengelola isu kesesuaian dengan hukum sesuai yuridiksi yang berlaku?
- Apakah ada proses litigasi ?
- Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
- Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Tentang
sistem informasi dan teknologi SDM
- Bagaimana data sistem informasi SDM diinstalasikan ?
- Seberapa update teknologi sistem informasi ?
- Apakah data dan informasi sudah benar akurat, tepat dan valid ?
- Apakah ada proses review terhadap teknologi informasi SDM secara periodik ?
Tentang
Strategi SDM
- Kepada siapa pimpinan SDM tertinggi melapor?
- Seberapa besar kepedulian top manajemen terhadap isu-isu SDM
· Tinjauan Umum Audit
· Definisi Audit
·
Menurut
American Accounting Association dalam laporannya yang berjudul “ The
·
Report
of The Committee on basic Accounting Concepts” dalam Boynton, Johonson
dan Kell
·
(2006:5)
mengemukakan :
·
“Auditing
is a systematic process of objectively obtaining and evaluating
·
evidence regarding assertion about economic action
and events to ascertain
·
the degree of correspondence between those
assertions and established
·
criteria
and communicating the results to interested users “.
·
“
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
·
mengevaluasi
bukti-bukti secara obyektif tentang tindakan-tindakan dan
·
peristiwa-peristiwa
ekonomi guna menentukan tingkat kesesuaian antara
·
asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
·
mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”.
·
Sedangkan
Willy Susilo (2002:52) dalam Artono (2006) berpendapat bahwa audit
·
merupakan:
·
“Auditadalah
kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan
·
melaluiinteraksi
(pemeriksaaan, pengukuran, dan penilaian serta
·
penarikankesimpulan)
secara sistematis, objektif dan terdokumentasi
·
yangberorientasi
pada azas nilai manfaat”.
·
2.1.2 Jenis-jenis Audit
·
Menurut
Boynton, Jhonson dan Kell (2006:6), audit dibagi menjadi tiga bidang yang
·
masing-masing
memiliki spesialisasi yang berbeda-beda, yaitu :
·
1.
Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
·
Audit
laporan keuangan yaitu audit yang dilakukan atas laporan keuangan suatu
·
organisasi
badan usaha secara keseluruhan dengan tujuan untuk memberikan
·
pendapat
atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut dengan kriteria
·
yang
berlaku.
·
2.
Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
·
Audit
kepatuhan merupakan suatu proses audit atas ketaatan terhadap
·
pelaksanaan
suatu kriteria yang dapat berupa kontrak, peraturan maupun
·
prosedur
yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang, seperti pemerintah atau
·
pimpinan
badan usaha.
·
3.
Audit Operasional (Operational Audit)
·
Audit
operasional merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan
·
terhadap
prosedur, metode dan operasi kegiatan suatu entitas tertentu untuk
·
menilai
efisiensi dan efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhirnya suatu
·
audit
operasional akan memberikan saran dan rekomendasi kepada pimpinan
·
maupun
manajemen yang meminta dilaksanakannya audit operasional.
·
Bayangkara
(2011:4) menjelaskan satu jenis audit lagi yaitu Audit Internal. Audit
·
internal
ditujukan kepada manajemen dari entitas yang diaudit dan hanya boleh dilaksanakan
·
oleh
auditor internal. Audit internal tetap harus bersikap independen, walaupun
terdapat
·
dalam
struktur organisasi perusahaan. Adapun tujuan audit internal digunakan untuk:
·
a)
Menilai keandalan laporan keuangan.
·
b)
Menentukan tingkat kepatuhan suatu entitas terhadap hukum, peraturan,
·
kebijakan,
rencana dan prosedur.
·
c)
Menilai pengendalian internal organisasi.
·
d)
Menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya.
·
e)
Program peninjauan terhadap konsistensi hasil dengan tujuan organisasi.
·
2.2 Tinjauan Umum Audit Operasional
·
2.2.1 DefinisiAudit Operasional
·
Boynton,
Johnson dan Kell (2006:498) mendefinisikan audit operasional sebagai
·
suatu
proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas, efisiensi dan kehematan
operasi
·
organisasi
yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orangorang
·
yang
tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan. Tunggal
·
(2007:24)
menyatakan bahwa pemeriksaan manajemen atau operasional merupakan suatu
·
penilaian
dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen,
atau
·
setiap
entitas dan subentitas yang dapat diaudit. Penekanannya adalah untuk mencapai
·
efisiensi
yang lebih besar, efektifitas dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi lain.
·
Dari
beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa audit manajemen maupun
·
audit
operasional memiliki makna yang sama, yaitu proses pengevaluasian secara
sistematis
·
tentang
kondisi manajemen agar dapat mencapai efektifitas, efisiensi dan ekonomisasi
·
kegiatan
organisasi serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dimasa yang akan
·
datang.
Memang, pada saat ini audit operasional belum memiliki standar baku dan tidak
·
diwajibkan
kepada perusahaan, namun pada dasarnya penggunaan audit operasional dalam
·
suatu
perusahaan tidak kalah pentingnya dari penggunaan audit laporan keuangan. Hal
ini
·
dikarenakan
audit operasional tidak hanya memeriksa hasil-hasil yang telah dicapai, namun
·
juga
terhadap kesiapan dalam menghadapi timbulnya masalah-masalah ke depan.
Singkatnya,
·
audit
operasional berorientasi pada masa depan perusahaan.
·
2.2.2 Jenis -Jenis Audit Operasional
·
Arens
dan Loebbecke (2003:767) menyatakan audit operasional dibagi menjadi tiga
·
kategori,
yaitu:
·
1.
Fungsional (Functional)
·
Audit
fungsional memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor sehingga
·
pemeriksaan
dapat lebih efisien memakai seluruh waktu mereka untuk memeriksa
·
dalam
bidang itu, namun kelemahannya adalah tidak dievaluasinya fungsi yang
·
saling
berkaitan dalam organisasi.
·
2.
Organisasional (Organizational)
·
Audit
operasional dalam tataran organisasi melibatkan seluruh unit organisasi,
·
seperti
departemen, cabang atau anak perusahaan.
·
3.
Penugasan khusus
·
Penugasan
audit operasional khusus timbul atas permintaan manajemen karena
·
dirasa
ada masalah-masalah yang memerlukan perbaikan.
·
2.2.3 Tujuan Audit Operasional
·
Dalam
bukunya, Bayangkara (2011:23) menyebutkan bahwa audit operasional
·
menekankan
pada seluruh area dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih
·
memerlukan
perbaikan/peningkatan baik dari segi ekonomisasi, efektivitas dan efisiensi
·
dalam
perusahaan. Adapun maksud dari ketiganya dijelaskan sebagai berikut:
·
a.
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
·
sehingga
dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki.
·
b.
Efektivitas secara singkat dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu
·
perusahaan
untuk mencapai tujuannya.
·
c.
Ekonomisasimenekankan pada bagaimana setiap aktivitas dalam objek audit
·
mengelola
dana yang dimiliki untuk memperoleh hasil yang besar.
·
Selanjutnya
Bayangkara (2011:4) menjelaskan ada 3 (tiga) elemen pokok dalam
·
tujuan
audit:
·
a.
Kriteria (criteria)
·
Kriteria
merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di
·
dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. Kriteria dapat berupa peraturan
·
pemerintah,
kebijakan manajemen perusahaan, Standar Operating Procedure(SOP)
·
dan
lain sebagainya.
·
b.
Penyebab (cause)
·
Penyebab
merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap
·
individu/kelompok
di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positifatau negatif.
·
c.
Akibat (effect)
·
Akibat
merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan
·
dengan
penyebab tersebut.
·
2.2.4 Manfaat Audit Operasional
·
Menurut
Tunggal ( 2006 : 3) dalam Wulandari (2009) beberapa tujuan dari audit
·
operasional
adalah :
·
1.
Objek dari audit operasional mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam
·
setiap
unsur yang diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa
·
yang
dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang
·
bersangkutan.
·
2.
Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien.
·
3.
Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai
tujuan
·
apabila
manajemen organisasi sendiri kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang
·
efisien.
·
4.
Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dalam pengelolaan.
·
5.
Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan setiap fase
dari
·
aktivitas
usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan kepada manajemen.
·
6.
Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dan pelaksanaan yang lebih efektif
dan
·
efisien
dari tanggung jawab mereka.
·
2.2.5 Kebutuhan terhadap Audit Operasional
·
Audit
operasional merupakan salah satu “alat bantu” untuk menilai tindakan
·
manajemen
dalam mengupayakan efektifitas dan efisiensi perusahaan melalui rekomendasi
·
yang
diberikan oleh ahli. Tindakan pemeriksaan ini dimaksudkan agar perusahaan
·
mengetahui
sedini mungkin jika ada signal-signal ketidakberesan dalam perusahaan. Menurut
·
Wibowo
(2005) dalam Sari (2009) beberapa signal tersebut antara lain:
·
1.
Penurunan laba perusahaan secara kontinu dan signifikan. Audit manajemen
·
berusaha
mencari penyebab dan pemecahannya, misalnya cost yang terlalu tinggi
·
atau
harga yang harus ditingkatkan
·
2.
Turnover Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi. Hal ini mengindikasikan
·
inefisiensi
dalam pengelolaan SDM, mungkin dalam hal kompensasi atau situasi
·
kerja.
·
3.
Rasa kebutuhan yang tinggi dan mendesak dari manajemen untuk memperoleh
·
keyakinan
terhadap efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi pengelolaan perusahaan.
·
4.
Performasi atau kinerja sebagian atau seluruh departemen di bawah standar.
Standar
·
yang
dimaksud bisa berupa peraturan perusahaan, standar perusahaan, standar dan
·
praktek
industri (ISO 9000), prinsip organisasi dan manajemen, serta prinsip praktik
·
yang
sehat.
·
5.
Acquisition Audit yaitu saat akan mengakuisisi perusahaan lain.
·
6.
Masalah operasional khusus lainnya yang sulit dipecahkan oleh manajemen.
·
2.2.6 Ruang Lingkup Audit Operasional
·
Ruang
lingkup audit operasional meliputi seluruh aspek penting dari kegiatan
·
organisasi,
badan usaha, atau instansi baik berupa seluruh kegiatan atau bagian kegiatan,
·
program
atau aktivitas. Tidak terbatas pada masalah akuntansi, catatan, dan dokumen.
·
Menurut
Reider (1944:4) dalam Yiantony (1999) ruang lingkup pemeriksaan yang
·
menyeluruh
meliputi pemeriksaan terhadap:
·
a. Economy (or the cost of operations)
·
Apakah
organisasi melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara yang ekonomis yaitu
·
menyiapkan
hak perlindungan bagi sumber dayanya?
·
b. Efficiency (or method of operations)
·
Apakah
organisasi melaksanakan tanggung jawabnya dengan upaya meminimkan
·
pengeluaran?
·
c. Effectiveness (or result of operations)
·
Apakah
organisasi mencapai hasil atau beberapa kriteria pengukuran lainnya?
·
Selain
itu, audit operasional dapat dibatasi pada aktivitas tertentu (baik keseluruhan
·
atau
bagian/sub bagian dari aktivitas) antara lain:
·
1.
Fungsi pemasaran,
·
2.
Fungsi produksi dan operasi,
·
3.
Fungsi sumber daya manusia,
·
4.
Fungsi sistem informasi,
·
5.
Fungsi manajemen lingkungan,
·
6.
Fungsi perpajakan,
·
7.
Fungsi sistem kepastian kualitas,
·
8.
Dan audit manajemen lainnya.
·
2.2.7 Pelaksana Audit Operasional
·
Beberapa
sumber menyatakan pelaksana audit operasional berbeda-beda, namun jika
·
disimpulkan
pihak-pihak yang dapat melakukan audit manajemen/ audit operasional, antara
·
lain:
·
1.
Auditor Internal
·
2.
Akuntan Publik
·
3.
Akuntan Pemerintah
·
4.
Konsultan Manajemen
·
2.2.8 Standar Audit Operasional
·
Alejandro
R. Gorospe dalam Tunggal (1992: 5) mengemukakan beberapa standar
·
yang
dapat digunakan dalam mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan, antara
lain:
·
1.
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah.
·
2.
Standar perusahaan, meliputi:
·
a.
Strategi, rencana dan program yang telah disetujui.
·
b.
Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
·
c.
Struktur organisasi yang telah disetujui.
·
d.
Anggaran perusahaan.
·
e.
Tujuan perusahaan yang ditetapkan.
·
3.
Standar dan praktik industri.
·
4.
Prinsip organisasi dan manajemen.
·
5.
Praktik manajemen yang sehat, proses dan teknik yang digunakan oleh
perusahaanperusahaan
·
yang
maju. Kalau tidak ada standar perusahaan secara tertulis, maka
·
pemikiran
dan falsafah pimpinan dapat digunakan sebagai standar untuk penilaian.
·
Standar-standar
diatas dapat digunakan sebagai tolok ukur pelaksanaan audit
·
operasional
yaitu sebagai criteria (dasar). Selanjutnya hasil aktual yang ada pada
perusahaan
·
dibandingkan
dengan criteria tersebut untuk mengetahui apakah kegiatan operasional
·
perusahaan
telah dilaksanakan secara efektif maupun efisien.
·
2.2.9 Tahap-tahap Audit Operasional
·
Sukrisno
Agoes (2004:1) dalam bukunya menulis tahap-tahap suatu audit
·
manajemen
yang tediri atas:
·
1.
Tahap Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
·
Tujuan
survei pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar
·
belakang
dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek dari organisasi,
·
kegiatan,
program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat
·
diperoleh
pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.
·
2. Penelaahan Pengujian atas Sistem Pengendalian
Manajemen (Review and Testing of
·
Management Control System)
·
Tahapan
ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas dari pengendalian
·
manajemen
yang terdapat di perusahaan. Biasanya digunakan Internal Control
·
Questinnaire (ICQ),flow chart dan penjelasan narrative
serta dilakukan pengetesan atas
·
beberapa
transaksi.
·
3.
Pengujian terinci (Detailed Examination)
·
Dalam
tahap ini, auditor harus melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan
·
untuk
mengetahui apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah dietapkan oleh
·
perusahaan.
·
4.
Pengembangan Laporan (Report Development)
·
Auditor
operasional tidak bertujuan memberikan opini melainkan membuat saran
·
rekomendasi
atas audit findings yang mengakibatkan terjadinya ketidakefisienan dan
·
pemborosan.
·
Bayangkara
(2011:10) menambahkan satu tahap lagi dalam menjalankan audit
·
operasional
yaiu tahap Tindak Lanjut. Dalam tahapan ini manajemen dan auditor harus
·
sepakat
dan secara bersama-sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut.
Pada
·
dasarnya,
keputusan untuk melakukan tindak lanjut berada di tangan manajemen, namun
·
auditor
mendampingi agar tindak lanjut tersebut berjalan sesuai dengan rekomendasi yang
·
diajukan
dan dapat mencapai tujuannya.
·
2.3 Konsep Efektivitas
·
Efektivitas
merupakan salah satu proksi penilaian kinerja berbagai fungsi dalam
·
perusahaan.
Efektivitas menunjukkan tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai
·
tujuannya
(Bayangkara, 2011:11). Lebih khusus, efektivitas dicapai jika suatu tujuan atau
·
program
dapat tercapai dalam batas waktu yang ditargetkan tanpa mempedulikan biaya yang
·
dikeluarkan
(Agoes, 2004). Hal ini berlaku dalam semua fungsi yang ada di perusahaan. R.
·
Antony
dan V. Govindarajan (2005:26) mengemukakan, efektivitas ditentukan oleh
·
hubungan
antara keluaran (output) yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan
·
tujuannya.Konsep
ini sesuai dengan penjelasan Tunggal (1992:6).
·
2.4 Manajemen Sumber Daya Manusia
·
2.4.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
·
Menurut
Gary Dessler (2004:2) proses manajemen sumber daya manusia adalah
·
proses
memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
·
memperhatikan
hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.
·
Edwin
B. Flippo dalam T.Hani Handoko (2001:3) menjabarkan pengertian
·
manajemen
sumber daya manusia yaitu:
·
“Personnel
management is planning, organizing, directing, and controlling of
·
procurement, development, compensation, integration,
and maintenance of
·
human resource and that organizational and social
objectives may be
·
accomplished”.
·
“Manajemen
personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
·
dan
pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
·
pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja karyawan
·
dengan
maksud mencapai tujuan individu karyawa, perusahaan atau organisasi
·
dari
masyarakat”.
·
2.4.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
·
Beberapa
fungsi yang terdapat dalam Sumber Daya Manusia antara lain:
·
1.
Fungsi Manajerial dari manajemen sumber daya manusia
·
Fungsi
ini memiliki wewenang kepemimpinan terhadap bagian lain.
·
2.
Fungsi Operasional dari manajemen sumber daya manusia
·
a)
Fungsi Rekrutmen atau Perolehan Tenaga Kerja
·
Merencanakan
kebutuhan tenaga kerja pada perusahaan, proses penyeleksian
·
dan
penempatannya.
·
b)
Fungsi Pengelolaan Tenaga kerja
·
1.
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
·
2.
Perencanaan dan Pengembangan Karier
·
3.
Penilaian kinerja
·
4.
Kompensasi dan Balas Jasa
·
5.
Pengintegrasian Karyawan
·
6.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
·
7.
Kepuasan Kerja Karyawan
·
c)
Pengurangan Sumber Daya Manusia
·
Kebijakan
PHK merupakan alternatif terakhir. Alternatif lain misal :
·
pengurangan
jam kerja dan gajinya atau program pensiun dini merupakan
·
alternatif
yang layak untuk dipertimbangkan.
·
UU
No. 13 Tahun 2003 Pasal 158-167 mengatur tentang dalam hal apa
·
perusahaan
dapat melakukan PHK.
·
2.5 Audit Operasional Fungsi Sumber Daya Manusia
·
2.5.1 Definisi Audit Sumber Daya Manusia
·
Audit
sumber daya manusiaseringkali disebut audit personalia. Maknanya sama
·
yaitu
pemeriksaan terhadap aktivitas-aktivitas yangg berkaitan dengan fungsi sumber
daya
·
manusia
(tenaga kerja) yang ada pada perusahaan. Nitisasmito (1999) dalam Pangkey
(2007)
·
menyatakan
bahwa audit sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni bagaimana untuk
·
melakukan
kegiatan planning (perencanaan), organizationing (pengorganisasian),
controlling
·
(pengawasan)
sebagai efisiensi personalia yang dapat ditingkatkan semaksimal mungkin di
·
dalam
suatu organisasi. Susilo (2002:63) menggambarkan audit sumber daya manusia
·
sebagai
proses pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, objektif dan terdokumentasi
·
terhadap
fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh manajemen sumber daya manusia
·
dengan
memastikan dipenuhinya azaz kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi dalam
·
penggunaan
sumber daya manusia untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran fungsional
·
maupun
tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
·
2.5.2 Tujuan Audit Sumber Daya Manusia
·
Ada
beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan dari
·
dilakukannya
audit tersebut (Bayangkara, 2011: 61) antara lain:
·
1.
Menilai efektivitas dari fungsi SDM.
·
2.
Menilai apakah prgram/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan
·
efisien.
·
3.
Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum,
·
peraturan,
kebijakan yang berlaku di perusahaan.
·
4.
Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas
SDM
·
dalam
menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
·
5.
Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi,
·
efisiensi,
dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM.
·
2.5.3 Manfaat Audit Sumber Daya Manusia
·
William
B. Werther, Jr. dan Keith Davis (dalam Bayangkara, 2011:61)menyebutkan
·
beberapa
manfaat dari audit SDM, antara lain:
·
1.
Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi.
·
2.
Meningkatkan citra profesional dari departemen SDM.
·
3.
Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
·
departemen
SDM.
·
4.
Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM.
·
5.
Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dari praktik-praktik SDM.
·
6.
Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM.
·
7.
Memastikan ketaatan terhadap hukum dan aturan dalam praktik SDM.
·
8.
Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM.
·
9.
Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif.
·
10.
Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.
·
2.5.4 Ruang Lingkup Audit Sumber Daya Manusia
·
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan ruang lingkup sesuai
·
dengan
yang dijelaskan oleh Bayangkara (2011:68) yaitu :
·
1.
Rekrutmen atau perolehan SDM
·
Mulai
dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM sampai proses seleksi dan
·
penempatan.
·
2.
Pengelolaan SDM
·
Meliputi
semua aktifitas pengelolaan SDM, mulai dari pelatihan dan pengembangan
·
sampai
dengan penilaian kinerja karyawan.
·
3.
Pengurangan SDM
·
Di
kerenakan mengundurkan diri, pensiun maupun pemecatan akibat pelanggaran
·
aturan
perusahaan.